Hubungi kami

Presiden Jokowi Dorong Pengawas Independen yang Netral untuk Pilkada 2024

2024-08-20 HaiPress

JAKARTA,KOMPAS.com -Presiden Joko Widodo mendorong ditempatkannya pengawas independen yang netral untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

"Penting untuk meningkatkan fungsi pengawasan proses pemilu dengan menempatkan pengawas independen yang netral," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada Rapat Konsolidasi Nasional Persiapan Pilkada 2024 di JCC,Senayan,Jakarta,Selasa (20/8/2024).

Baca juga: Jokowi ke KPU: Capek Pemilu Belum Hilang,Beberapa Hari Lagi Sudah Pilkada...

Selain itu,Jokowi juga mendorong penggunaan teknologi yang dapat diandalkan dalam penghitungan suara hasil pilkada untuk meningkatkan transparansi.

Kepala Negara mengingatkan,pelaksanaan Pilkada 2024 tidak kalah rumit dibandingkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Presiden menyebutkan,Pilkada 2024 akan digelar serentak di 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi,dengan melibatkan setidaknya 203 juta pemilih.

Oleh karena itu,Presiden meminta agar berbagai persoalan yang terjadi pada pemilu dan pilkada sebelumnya tidak terulang kembali,seperti masalah pendaftaran pemilih,data pemilih yang tidak akurat,atau data terdaftar ganda.

Baca juga: PAN Sebut KIM Plus Akan Perluas Kerja Sama ke Pilkada Jateng dan Jatim

Selain itu,Presiden juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap distribusi logistik,penyimpanannya,serta mengatasi kekurangan logistik dengan hati-hati.

Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan pemungutan suara,termasuk kerusakan alat dan surat suara.

"Tugas ini pasti butuh kerja keras,butuh kerja sama,butuh sinergitas yang baik antara KPU,Bawaslu,dan DKPP dengan berbagai elemen masyarakat," kata Jokowi.

"Saya percaya KPU memiliki bekal,pengalaman bekal dan pengetahuan yang lebih dari cukup. Namun demikian,kita tetap harus waspada meningkatkan terus kapasitas teknis persiapan pilkada,menciptakan terobosan-terobosan agar pilkada semakin berkualitas agar proses dan hasilnya memeroleh legitimasi yang kuat dari masyarakat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta 2009-2020 Pendidikan Online Yaxing    Hubungi kami SiteMap